Khutbah Jum`at Singkat: Mempersiapkan Rohani dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Nabhan Arts - Tak lama lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, bulan mulia yang sangat ditunggu-tunggu umat Islam di seluruh dunia. Bulan penuh berkah, karena pada bulan itu nilai ibadah akan dilipatgandakan, doa-doa akan dikabulkan, pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup.
Oleh karena itu, kita perlu menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan gembira, tak ubahnya tamu agung yang dinanti-nantikan kedatangannya. Untuk itu, tentunya kita perlu mempersiapkan diri, terutama mempersiapkan rohani menyambut bulan suci Ramadhan.
Khutbah I
الْحَمْدُ
لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ
الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ
وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ
أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا
تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ
التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ: ا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh
Para ulama sepakat bahwa Ramadhan adalah bulan paling
mulia dalam Islam. Di dalamnya terhampar rahmat, pengampunan, dan jaminan
pembebasan dari api neraka bagi yang sungguh-sungguh mengisi bulan suci
tersebut. Keistimewaan Ramadhan tercermin dalam hadits yang diriwayatkan Imam
Bukhari:
كُلُّ
عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya: Semua amal manusia adalah
miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan
memberikan balasannya.
Penegasan Allah, yang menisbatkan puasa sebagai
milik-Nya dan Dia sendiri yang akan mengganjarnya, merupakan penanda betapa
spesialnya bulan Ramadhan. Ada hubungan langsung, sangat intim, antara Ramadhan
dan Allah. Sehingga, manusia yang serius menapaki Ramadhan akan benar-benar
menjadi pribadi yang mulia. Karena istimewanya Ramadhan, tak heran bila sejak
memasuki bulan Rajab, Rasulullah saw sudah menampakkan kerinduannya dalam
lantunan doa:
اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: Duhai Allah, berkahilah kami
pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan sampaikanlah (pertemukanlah) kami dengan
bulan Ramadhan. ‘
Dalam doa tersebut, Nabi Muhammad tak hanya meminta
berkah bulan Rajab dan Sya’ban tapi juga memohon panjang umur agar bisa
berjumpa dengan bulan Ramadhan. Artinya, Ramadhan bagi beliau adalah momen
utama yang ditunggu-tunggu. Bahkan, Rasulullah melakukan persiapan khusus di
bulan Sya’ban antara lain dengan memperbanyak puasa.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh
Mengingat pentingnya bulan Ramadhan, hal pertama perlu
kita tinjau adalah persiapkan rohani kita. Apakah kita sudah menata niat yang
baik untuk menyambut bulan suci ini? Kegembiraan yang terpancar atas datangnya
bulan ini apakah sekadar karena ada peluang keuntungan duniawi, mencari pahala,
atau yang lebih mendalam dari itu semua: ridha Allah?
Kita tahu, Ramadhan tidak semata bulan ibadah. Dalam
kehidupan masyarakat, pada momen tersebut juga beriringan perubahan aktivitas
sosial dan kebutuhan ekonomi. Bagi para pedagang dan pengusaha jasa, Ramadhan
bisa jadi adalah berkah materi karena meningkatnya omzet mereka. Momen jelang
lebaran, juga kesempatan bagi para pekerja untuk mendapatkan tunjangan hari
raya.
Pasar-pasar kian ramai, volume belanja masyarakat
meningkat, dan seterusnya. Dalam situasi seperti ini, sejauh mana hati kita
tetap fokus pada kesucian Ramadhan tanpa tenggelam terlalu jauh ke dalam
kesibukan yang melalaikan? Seberapa sanggup kita menjernihkan niat bahwa
bekerja sebagai bagian dari ibadah; meningkatkan ibadah tanpa rasa ujub dan
pamer; gemar membantu orang lain tanpa berharap imbalan (ikhlas)?
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalm kitab
al-Ghuniyah menganjurkan agar umat Islam menyambut bulan Ramadhan
dengan menyucikan diri dari dosa dan bertobat dari kesalahan-kesalahan yang
telah lampau. Imbauan Syekh Abdul Qadir ini amat relevan. Sebab, jika hendak
bertemu kawan saja seseorang merasa perlu untuk tampil bersih dan berdandan
rapi, apalagi bila yang dijumpai ini adalah hari-hari yang penuh keistimewaan
sebulan penuh.
Melakukan introspeksi diri, mengevaluasi buruknya
perilaku, lalu memohon ampun kepada Allah adalah satu tahapan rohani yang
penting agar kita semua memasuki bulan suci dengan pribadi yang juga suci.
Dengan demikian, Ramadhan kelak tidak hanya menjadi ajang meningkatkan jumlah
ibadah tapi juga nilai ketulusan. Dengan bahasa lain, Ramadhan bukan semata
ajang penambahan kuantitas ritual ibadah tapi juga kualitas penghambaan kita
kepada Allah swt.
Persiapan rohani ini penting supaya amal kita selama
bulan puasa berjalan lancar dan berkah. Lancar, karena kita secara mental sudah
siap sedia, baik menunaikan segenap ibadah wajib dan sunnah maupun menghadang
godaan-godaan yang bakal menghadang. Berkah, sebab puasa kita mengandung
manfaat kebaikan, baik pada diri kita sendiri maupun orang lain.
Jangan sampai kita termasuk orang-orang tekun berpuasa
tapi mendapat kritik dari Rasulullah saw
كَمْ
مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ
Artinya: Banyak orang yang berpuasa, namun ia tak mendapatkan apa pun
dari puasanya selain rasa lapar saja (HR Imam Ahmad).
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh
Puasa Ramadhan sesungguhnya lebih dari sekadar
melaksanakan kewajiban rukun Islam yang keempat. Karena di dalamnya terkandung
hikmah penempaan diri dalam menguasai hawa nafsu. Puasa atau shiyâm secara
bahasa bermakna imsâk yang berarti ‘menahan’. Melalui
persiapan rohani yang matang, kita diharapkan bisa menahan gejolak nafsu yang
mungkin menyenangkan tapi sebetulnya menjerumuskan.
Di era media sosial yang riuh ini, kita bisa
menyaksikan bagaimana sikap berlebih-lebihan diumbar, kebencian dipertontonkan,
hoaks disebar, serta hujatan dan caci-makian disasarkan kepada banyak orang.
Semoga kita semua selamat dari akhlak tercela ini dan menapaki Ramadhan yang
mulia dengan hati yang bersih, pikiran yang tenang, dan perilaku yang maslahat
bagi semua orang.
جَعَلَنا
اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ
عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ
العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ
تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ
وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ
اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
Posting Komentar untuk "Khutbah Jum`at Singkat: Mempersiapkan Rohani dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan"
Leave your comment